tidak untuk mencemburui masa lalu kekasihh

jiwa baik yang menyiksa dirinya
sendiri dengan mencemburui masa lalu
kekasihmu, dengarlah ini … Tidak mungkin orang bisa hidup tanpa
mencintai, maka akan sulit bagimu
menemukan orang yang belum pernah
mencintai sebelum ia jatuh hati dan
mencintaimu. Apakah engkau tak pernah mencintai sebelum
engkau mencintainya? Jika engkau demikian mencemburi masa
lalunya, cobalah untuk sepenuhnya terbuka
mengenai yang kau lakukan dulu untuk
cintamu di masa lalu? Cobalah menceritakan kepadanya tentang
rayuan dan hadiah-hadiah cinta yang kau
berikan untuk mereka yang kau cintai dulu? Cobalah, dan perhatikan apakah masa lalumu
demikian bersih sehingga kekasihmu tak akan
mencemburui masa lalumu. Apakah engkau sudah sepenuhnya berlaku
semesra dirimu di masa lalu, apakah engkau
sudah mengutamakannya seperti yang dulu
kau lakukan kepada orang lain, dan apakah
engkau sudah sepenuhnya berhenti berjanji
untuk setia hanya kepada satu cinta, seperti yang dulu kau janjikan kepada cinta-cinta di
masa lalumu? Sudahlah. Cemburu itu baik, karena itu tanda engkau
ingin memilikinya sepenuhnya, termasuk
menuntut kesucian masa lalunya hanya
untukmu. Tapi, janganlah kau jadikan rasa cemburumu
sebagai penyiksa hatinya. Apakah engkau tak merasa kasihan
kepadanya, yang sekarang bersedih menyesali
yang dilakukannya dengan tulus di masa lalu,
yang saat itu sama sekali tak tahu bahwa dia
akan mencintaimu hari ini? Janganlah menjadikan cintanya sebagai
hakmu untuk menyiksanya. Jika engkau mencintainya, engkau akan juga
menerima masa lalunya, sebagaimana engkau
tak akan berbahagia jika engkau tak berdamai
dengan masa lalumu. Hiduplah sepenuhnya hari ini. Cintailah dia
seutuhnya. Hiduplah dengan sebaik-baiknya pengabdian
kepada satu sama lain. Ingatlah … Cinta itu indah, dan mengindahkan kehidupan
bagi jiwa yang lembut.
                                  

Sadarilah bahwa untuk beberapa saat engkau akan
berlaku agak aneh, yaitu merasa bahwa engkau hanya
sendiri di dalam hidup ini, dan bahwa dunia ini kosong
dari apa pun yang bisa menggembirakanmu. Cobalah ingat, betapa cerianya engkau dulu sebelum
dia datang dan membuatmu jatuh cinta kepadanya? Bukankah engkau dulu mampu untuk hidup mandiri dan
bebas untuk bergembira di mana pun dan dengan siapa
pun? Apakah dia demikian hebatnya, sampai-sampai engkau
berlaku menistakan nikmat Tuhan yang amat sangat
luas ini? Jangan sampai engkau ditanya: ... nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau nistakan? Jangan sampai engkau tidak mendapatkan yang tidak
baik bagimu sekarang, dan membatalkan
kepantasanmu untuk mendapatkan belahan jiwa yang
sesuai bagimu jika engkau berbaik sikap? Apakah sesungguhnya engkau sedang menistakan
rencana Tuhan bagi jiwa yang lebih baik, karena
engkau tak kunjung membijak kehilangan yang tidak
baik? ... nikmat Tuhan yang mana lagikah yang kau nistakan? Sudahlah. Lupakanlah dia. Dulu engkau berbahagia tidak mengenalnya, dan
engkau bisa tetap berbahagia setelah pernah
mengenalnya. Perlakukanlah dia sebagai yang pernah kau cintai,
seperti keikhlasanmu menerima semua kehilanganmu
selama ini. Pantaskanlah dirimu bagi belahan jiwa yang lebih baik. Sesungguhnya, Keindahan yang kau dapat, sesuai dengan keindahan
yang kau upayakan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar